PENINGKATAN INTERAKSI PUBLIK MELALUI PENERAPAN THRESHOLD SPACE PADA AREA KOMERSIAL DI KAWASAN MANGGA BESAR, JAKARTA

Abstract

Perancangan ruang kota yang tidak terintegrasi dengan bangunan sekitarnya menyebabkan terciptanya ruang kosong/ruang residu di antara bangunan. Ruang kosong pada ruang kota di Jakarta menyebabkan munculnya permasalahan utama pada kota yaitu „lack of continuity?. Fenomena ini membutuhkan ruang transisi untuk mempertegas relasi antara dua bangunan yang dapat diselesaikan dengan penerapan konsep threshold space. Threshold space yang tidak terancang dengan baik menimbulkan gap („gaps in the city?) yang merusak keberlanjutan ruang dan kontinuitas arsitektur kota. Kawasan Mangga Besar yang menjadi objek penelitian, memiliki permasalahan tidak terintegrasinya bangunan dengan ruang kota yang menyebabkan munculnya ruang kosong/residu yang ada di beberapa titik kota. Adanya fenomena ini, menunjukkan perlunya perancangan di kawasan komersil Mangga Besar untuk memperbaiki kualitas ruang kotanya. Ruang kota yang berkualitas akan meningkatkan interaksi publik yang dapat membangun kota lebih hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa dan bagaimana penerapan konsep threshold space dalam merancang ruang publik kota. Penerapan konsep threshold space dalam merancang ruang publik dengan menggunakan parameter threshold space dan kriteria ruang publik pada area komersial, diharapkan dapat mengisi kekosongan yang ada dalam ruang kota di Mangga Besar. Hasil perancangan menampung kegiatan di kawasan Mangga Besar khususnya sebagai urban threshold space yang mencangkup area kuliner, café, pertokoan dan ruang terbuka publik/plaza terbuka sebagai ruang interaksi sosial.