PENGOLAHAN LIMBAH SEDERHANA SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KOTA CERDAS UNTUK MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN
Keywords:
Pengolahan Limbah, Lingkungan, Perkotaan, masyarakat marjinalAbstract
Sebuah kota tetap menjadi magnet bagi manusia untuk melakukan migrasi. Akibatnya hampir di semua kota besar ada banyak permukiman marjinal masyarakat berpenghasilan rendah yang tumbuh di tengah kota. Secara umum banyak masalah yang dihadapi oleh permukiman di kota, karena kurangnya upaya manajemen pengelolaan lingkungan yang baik dan benar. Upaya mengolah limbah cair sebelum dibuang ke badan air atau ke tempat lain adalah suatu tindakan yang penting. Kendala yang sering terjadi dalam sistem pengolahan limbah adalah biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan, dan kadang-kadang dibutuhkan keahlian tertentu untuk menjalankan sistem pengolahan air limbah. Umumnya limbah domestik memiliki nilai tinggi BOD, oksigen terlarut rendah, bahan organik tinggi dan tingginya kandungan bakteri coliform. Jika limbah yang diterima oleh badan air melebihi daya dukung lingkungan dan mengganggu kekuatan pemurnian diri alami, ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang dampaknya akan meluas ke lingkungan sekitar dari waktu ke waktu. Perlindungan sumber air dari pencemaran merupakan salah satu aspek penting dari pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kesadaran masyarakat, termasuk pengusaha dan industrialis, untuk menangani limbah dengan benar juga terkait erat dengan upaya pencegahan polusi. Perkembangan proses yang sederhana dan murah adalah solusi yang paling cocok untuk memecahkan masalah pencemaran air sekaligus melestarikan sumber daya air. Aplikasi pengolahan limbah secara biologis terpilih sebagai objek pengamatan karena merupakan cara yang efektif dan murah untuk mengeksploitasi kemampuan banyak mikroba hadir di alam dan tanaman air yang biasanya ditemukan di lahan basah seperti eceng gondok (Eichornia crasipes), duckweed (Lemna sp.), Reed (Arundo donax). Sebagai salah satu faktor pendukung pengembangan Kota Cerdas, maka pengolahan limbah sederhana ini dapat mendukung terwujudnya kota cerdas yang berkelanjutan khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan.